ANALISIS BUKU KUMPULAN PUISI
“ POHON SIDRAH”
KUSWAIDI SYAFI’IE
Oleh :
Yan Ari Nugroho ( 0701040064 )
Ditujukan Sebagai Ujian Akhir Semester II
Mata Kuliah Kajian Puisi Progam Studi PBSID
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PURWOKERTO
2008
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas petunjuk dan ridho-Nya, penulis dapat menyusun makalah ini tanpa ada hambatan apapun. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada :
Allah SWT
Dosen pengampu yang selalu mengarahkan serta membimbing penulis dalam belajar
Rekan – rekan yang banyak membantu penulis
Para pembaca yang budiman
Pemberi kritik dan saran
Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat besar bagi kita semua. Tentu kita sadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata, dengan demikian penulis sangat mengharapkan masukan, saran, dan kritik yang membangun.
Purwokerto, 03 Juli 2008
Penulis
PENDAHULUAN
Alasan Pemilihan Buku
Buku kumpulan puisi “ Pohon Sidrah “ karya Kuswaidi Syafi’ie didalamnya banyak sekali terkandung kata yang berhubungan dengan Tuhan dan manusia, yang terangkum baik agar para pembaca dapat menafsirkannya dengan cepat dan mudah.
Metode Yang Digunakan
Disini penulis akan membahas buku “ Pohon Sidrah “ karya Kuswaidi Syafii’e dengan menggunakan metode “ Hermeneutika “. Hermeneutika adalah kajian untuk menyingkapkan makna objektif dari teks-teks yang memiliki jarak ruang dan waktu dari pembaca ( Abdul Wachid B.S, 2008: 24 )
Latar Belakang Masalah
Sudah mulai berkurangnya minat untuk membaca puisi, yang mungkin dikarenakan para pembaca merasa kesulitan untuk mengartikan/memaknai sebuah puisi, yang mana kita tahu bahwa sebuah puisi pastilah didalamnya terdapat banyak sekali kata-kata kiasan yang tak semua orang mampu untuk mengartikannya.
Pembahasan
Kuswaidi Syafi’ie adalah seorang penyair yang lahir di Sumenep pada tahun 1971 ini sudah menulis berbagai macam buku kumpulan puisinya, yang rata-rata didalamnya banyak mengandung tema tentang Tuhan.
Diantaranya Seperti buku “Pohon Sidrah”, dimana didalamnya sudah sangat jelas sekali bahwa buku puisi tersebut mengandung tema tentang Tuhan. Kenapa Kuswaidi Syafi”ie memilih menulis dengan tema tentang tuhan?, mungkin hal tersebut dipengaruhi oleh masa kecilnya yang dulu hidup di sebuah pesantren di sekitar daerah Madura, sehingga Ia mungkin sudah mengerti dan memehami tentang suatu konsep ketuhanan.
Judul buku puisi “Pohon Sidrah” diambil dari kata sidratulmuntaha yang memiliki makna tempat tertinggi dan juga tempat yang terakhir dicapai oleh Nabi Muhammad SAW ketika mikraj dilangit ketujuh (Prof. Dr. Suminto A. Sayuti,2001:vii), misal pada pusinya yang berjudul Mengimani Senja berikut ini
Mengimani Senja
Di antara gang-gang kampung
Musafir itu makin mengimani senja:
Pasti ia masih membaca nasib untung
Dilengan bajunya yang dirobek raksasa
(Kuswaidi Syafi’ie,2001:21)
Dilihat dari puisi diatas, kita dapat mengetahui bahwa ada seseorang yang ingin mencari jalan, yang nantinya dapat menuntun dirinya menjadi seseorang yang selalu melewati jalan –Nya, meskipun berbagai cobaan telah dihadapinya.
Selain puisi diatas masih banyak lagi contoh lainnya, misalnya pada kalimat-kalimat pitisnya dalam penggalan puisi Agin Utara
angin utara menjelang subuh
mungkin jelmaan nafas auliya
yang bersemadi dipuncak bukit cahaya
sejak ribuan tahun yang lalu
“bangun!” bisiknya
dengan tegas dan mesra
dipinggir hutan batinku
yang rimbun oleh dedaunan hijau
dan ular-ular berbisa
lalu sukmaku tegak
sebagai samudra yang menyala
lantaran ruh keabadian
dan minyak zaitun yang terkesima karenanya
(Kuswaidi Syafi’ie,2001:33)
dilihat dari puisi kedua diatas, yang memiliki makna sebuah panggilan dari alam kepada seseorang agar melupakan kehidupan duniawinya, dan mengharap agar orang tersebut bersedia untuk bangkit raga serta jiwanya, untuk melakukan shalat subuh dipagi yang dingin itu.
Kuswaidi Syafi’ie, dengan sangat baiknya menuliskan setiap kata-kata puitis dengan bahasa yang lembut dan sangat mudah dicerna seta menngunakan simbol-simbol seperti kata Nabi, -Nya, Serta kata-kata lain yang dapat menuntun kita semua untuk memahami sebuah tema dari sebuah buku kumpulan puisi.
sehinnga para pembaca mungkin tak usah merasa kerepotan untuk mencari refrensi yang dapat membantu untuk mengartikan kata demi kata yang tersusun rapi didalam buku yang berjudul “Pohon Sidrah”.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari sedikit pembahasan diatas, kita secara tidak langsung akan dapat memahami tema yang terkandung dalam buku kumpulan puisi karya Kuswaidi Syafi’ie yang berjudul Pohon Sidrah.
Saran
Kita sebaiknya mulai sekarang ini mulailah membiasakan diri untuk berpikir sebuah makna ataupun sebuah tema yang terkandung dalam setiap puisi yang kita baca.
Mulailah untuk selalu membaca sebuah puisi, meskipun hanya sehari sekali, agar kita nantinya dapat berkarya untuk kehidupan kita yang lebih baik.
PANDANGAN
MUHAMADIYAH TERHADAP AHMADIYAH
Oleh :
Yan Ari Nugroho ( 0701040064 )
Ditujukan Sebagai Tugas Mentoring
Prodi PBSID UMP Semester II
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PURWOKERTO
2008
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas petunjuk dan ridho-Nya, penulis dapat menyusun makalah ini tanpa ada hambatan apapun. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada :
Allah SWT
Mentor yang selalu mengarahkan serta membimbing penulis dalam belajar
Rekan – rekan yang banyak membantu penulis
Para pembaca yang budiman
Pemberi kritik dan saran
Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat besar bagi kita semua. Tentu kita sadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata, dengan demikian penulis sangat mengharapkan masukan, saran, dan kritik yang membangun.
Purwokerto, 18 Juni 2008
Penulis
PENDAHULUAN
Alasan Pemilihan Judul dan Tema
Telah ditentukan oleh pembimbing mentoring secara serempak
Latar belakang masalah
Seperti yang kita lihat, bahwa saat ini sudah mulai berkembang berbagai macam aliran agama, seperti Ahmadiyah yang belakangan ini telah dianggap menyimpang dari ajaran Islam pada umumnya, dimana hal tersebut telah menjadi sebuah problema besar yang telah menyulut aksi anarkis dari sekelompok masa.
Pembahasan
Jangan Ada Kekerasan Atas Nama Islam Terhadap Ahmadiyah
Jakarta (ANTARA News) - "Anak saya yang bernama Indah masih trauma pasca pembakaran masjid dan perusakan madrasah pada Senin dini hari.
Bahkan, anak saya tidak mau makan dan sejak tadi pagi menangis terus-menerus," tutur salah seorang warga Ahmadiyah, Eman Sulaiman (62) yang mengisahkan kondisi anaknya yang baru berumur 8 tahun itu.
Tekanan mental dan traumatis yang dialami si kecil Indah itu terkait dengan kesaksiannya atas kejadian perusakan dan pembakaran masjid dan madrasah Al Furqon milik jemaat Ahmadiyah di Desa Parakan Salak Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Senin dini hari (28/4) oleh ratusan massa.
Indah yang masih polos itu harus melihat dengan mata kepala sendiri keberingasan massa, di tengah tidurnya yang lelap tengah malam itu. Namun, Indah tidak sendiri menderita tekanan mental itu. Banyak para Ahmadi (sebutan pengikut Ahmadiyah) dari berbagai usia juga mengalaminya, bahkan banyak keluarga harus kehilangan harta miliknya.
Selain peristiwa di Sukabumi itu, beberapa kasus aksi kekerasan terhadap para Ahmadi ini di antaranya di Cianjur, Jawa Barat (Maret 1984), Garut, Jawa Barat (1988), Kerinci, Jambi (1989), dan Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (2002), di Kabupaten Kuningan (Juli 2005), dan di Kabupaten Cianjur lagi (September 2005) dan kasus Parung, Bogor pada 9 dan 15 Juli 2005 di kampus Mubarok yang sekaligus menjadi kantor Jemaat Ahmadiyah Islam (JAI).
Ahmadiyah menjadi sasaran kecaman dan amuk karena dianggap mengajarkan teologi menyimpang dari ajaran pokok atau akidah Islam "mainstream".
Ahmadiyah yang didirikan Mirza Ghulam Ahmad dari anak benua India itu, disebutkan memiliki pokok penyimpangan pada status kenabian yang dilekatkan sang pendirinya.
"Kenabian Muhammad SAW sebagai nabi terakhir dan penutup para nabi adalah ajaran pokok Islam. Apabila ada ajaran bahwa ada nabi sesudah Nabi Muhammad, itu menyimpang," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma`ruf Amin.
Dengan telah dikeluarkannya SKB tiga mentri yang melarang adanya kegiatan Ahmadiyah, bukan berarti kegiatan yang anarkis akan berhenti begitu saja, melainkan malah menyebabkan adanya kegiatan sweping terhadap rumah-rumah atau tempat tinggal serta tidak sedikit yang malah melakukan perusakan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok masa yang dimana mereka mengganggap bahwa SKB tersebut adalah telah membenarkan kegiatan mereka dalam melakukan sweping.
Dan mereka juga telah memaksa para Ahmadi untuk segera menandatangani surat pernyataan tentang keluarnya Para jemaat ahmadi dari kepercayaanya itu.
Pandangan Muhamadiyah terhadap Ahmadiyah
Dari penjelasan diatas kita sudah dapat melihat, bagaimana Ahmadiyah begitu sering mendapatkan serangan berupa perusakan tempat-tempat central milik mereka, seperti masjid, pesantren, serta rumah-rumah para jemaah itu sendiri, yang dilakukan oleh kelompok-kelompok masa.
Sedangkan pada pihak Muhamadiyah, berdasarkan Maklumat Pimpinan Pusat Muhamadiyah dengan nomor 243/MLM/1.0/2008 tanggal 5 Juni 2008, yag menurut saya memiliki sebuah inti yang menegaskan bahwa setiap umat Islam sebaiknya tidak melakukan kegiatan yang anarkis dalam menyikapi segala bentuk ormas ataupun yang lainnya, yang sudah dianggap sebagai penyimpangan dalam agama. Dan menghimbau agar semua selalu menggunakan kepala dingin untuk menyelesaikan segala masalah yang timbul.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari sedikit pembahasan diatas, kita secara tidak langsung diahrapkan agar tidak selalu mengambil langkah yang mengakibatkan tindakan anarkis dalam menyikapi sebuah masalah yang timbul, karena semua hal masih memiliki celah untuk dapat dibicarakan dengan baik.
Saran
Kita sebaiknya mulai sekarang ini mulailah membiasakan diri untuk berpikir dengan jernih apabila menghadapi berbagai macam masalah yang timbul, karena negara kita merupakan negara kesatuan, yang memiliki berbagai macam kebudayaan serta berbagai macam aliran kepercayaan.
DAFTAR SUMBER
sebaran maklumat pimpinan pusat muhamadiyah no : 243/mlm/1.0/2008
www.google.co.id//pandangan muhamadiyah terhadap ahmadiyah//
Nama : 1. Yan Ari Nugroho ( 0701040064 )
Prodi : PBSID
TUGAS
MORFOLOGI BAHASA INDONESIA
( AKHIRAN / SUFIKS )
Akhiran
Akhiran –kan dan –i
1. Bentuk
Jika suatu kata dasar dilekati akhiran –kan dan –i , kata dasar tersebut tidak akan mengalami perubahan
2. Fungsi dan arti akhiran –kan dan –i
Arti akhiran -kan adalah sebagai berikut :
| No. | Arti Akhiran –kan | Contoh |
| 1 | Membuat atau menyebabkan sesuatu menjadi | Terbangkan, naikan |
| 2 | Suruhan | Belikan, padamkan |
Arti akhiran –i adalah sebagai berikut :
| No. | Arti Akhiran –i | Contoh |
| 1 | Menyatakan perintah | Gulai, tulisi |
| 2 | Memberi kepada atau menyebabkan sesuatu jadi | Hormati, susui |
Akhiran –an
Jika suatu kata dasar dilekati akhiran –an, kata dasar tersebut tidak akan mengalami perubahan. Fungsi akhiran –an adalah membentuk kata benda, baik kata benda konkret maupun kata benda abstrak.
Arti akhiran –an adalah sebagai berikut :
| No. | Arti | Contoh |
| 1. | Menyatakan alat | Timbangan, ukuran |
| 2. | Menyatakan tempat | Kuburan, tikungan |
| 3. | Menyatakan tiap-tiap | Harian, bulanan |
Akhiran –wan
Akhiran –wan / -wati diserap dari bahasa sansekerta. Akhiran -wan menyatakan jantan dan akhiran –wati menyatakan betina.
Arti yang ditimbulkan akhiran –wan dan –wati :
| No. | Arti Akhiran | Contoh |
| 1 | Menyatakan yang mempunyai | Hartawan, jutawan |
| 2 | Menyatakan yang berkecimpung | Wartawan, seniwati |
Akhiran –nya dan klitik –nya
Akhiran –nya selalu dirangkaikan penulisannya, sedangkan klitik –nya ada yang disatukan penulisannya, dan ada juga yang dipisah. Klitik –nya sebagai pengganti nama tuhan harus dipisah penulisannya, yaitu dengan dengan menggunakan tanda hubung dan fonem /n ditulis dengan huruf besar. Begitu juga bila kata yang berada di depan klitik –nya merupakan singkatan yang ditulis dengan huruf besar, harus dipisah penulisannya dengan menggunakan tanda hubung.
Contoh : hamba-Nya
KTP-nya
Agar lebih jelas,perhatikan keterangan berikut :
| Macam | Arti | Contoh |
| -nya sebagai akhiran | a. Pembentuk kata benda b. Pembentuk kata keterangan c. Menekankan kata di depannya | tebalnya kira-kira 3 cm agaknya dia sakit sambalnya kurang pedas |
| -nya sebagai klitik | a. Menyatakan kata ganti milik orang ke-3 b. sebagai objek pelaku orang ketiga tunggal c. sebagai objek penderita ke-3 tunggal | - buku adik baru - bukunya baru - kue ini dimakan Rini - Kue ini dimakannya - Bapak melihat adik duduk - Bapak melihatnya duduk |
Soal – soal
Akhiran –nya dalam kalimat berikut yang berfungsi membentuk kata benda adalah…………
Agaknya orang itu sakit.
Tebalnya buku itu 5 cm.
Sambalnya kurang pedas.
Ia belajar dengan tekunnya.
Manakah kata berakhiran –an yang menyatakan hasil perbuatan?
Mereka adalah buruh harian diperusahaan ini.
Karangan itu telah diterima redaksi.
Jalanan depan rumahku diperbaiki sejak kemarin.
Timbangan itu sudah tidak pernah digunakan lagi.
Makna akhiran –an yang menyatakan tiap-tiap terdapat pada kalimat………..
Gilingan padi itu belah menjadi dua.
Ia menjadi buruh harian lepas dipabrik sepatu.
Tahanan itu belum diproses di pengadilan.
Dia sedang mandi di tepian sungai.
Ia sekarang sudah menjadi seorang ilmuwan.
Arti akhiran –wan pada kata ilmuwan adalah……
Mempunyai
Orang yang ahli
Orang yang mempunyai
Sifat
Nama : Yan Ari Nugroho
Nim : 0701040064
Tugas : Kajian Puisi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas petunjuk dan ridho-Nya, kami dapat menyusun makalah ini tanpa ada hambatan apapun. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada :
Allah SWT
Dosen pengampu yang selalu mengarahkan serta membimbing kami dalam belajar
Rekan – rekan yang banyak membantu kami
Para pembaca yang budiman
Pemberi kritik dan saran
Harapan kami semua, semoga makalah ini dapat bermanfaat besar bagi kita semua. Tentu kita sadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata, dengan demikian kami sangat mengharapkan masukan, saran, dan kritik yang membangun.
Purwokerto, 07 Mei 2008
Penulis
PENDAHULUAN
Alasan Pemilihan Puisi
Puisi yang berjudul “ Lagu Seorang Gerilya “ karya Rendra pada 2 september 1977 di Jakarta, dimana didalamnya terkandung sebuah makna, makna dari perjuangan seorang gerilya.
Puisi
Lagu Seorang Gerilya
Engkau melayang jauh, kekasihku.
Engkau mandi cahaya matahari,
Aku disini memandangmu,
Menyandang senapan, berbendara pusaka,
Di antara pohon-pohon pisang dikampung kita yang berdebu,
Engkau berkerudung selendang katun di kepalamu,
Engkau menjadi suatu keindahan,
Sementara dari jauh
Resimen tank penindas terdengar menderu,
Malam bermandi cahaya matahari,
Kehijauan menyelimuti medan perang yang membara.
Di dalam hujan tembakan mortir, kekasihku,
Engkau menjadi pelangi yang agung dan syahdu
Peluruku habis
Dan darah muncrat dari dadaku,
Maka di saat seperti itu
Kamu menyanyikan lagu-lagu perjuangan
Bersama kakek-kakekku yang telah gugur
Di dalam perjuangan membela rakyat jelata
PEMBAHASAN
Metode Yang Digunakan
Disini kami akan membahas puisi pada halaman 2 menggunakan sebuah metode, yaitu metode “ Hermeneutika ". Hermeneutika adalah kajian untuk menyingkapkan makna objektif dari teks-teks yang memiliki jarak ruang dan waktu dari pembaca (Abdul Wachid B.S., 2008 : 24).
Puisi
Pada halaman 2 kita dapat melihat dan membaca sebuah puisi berjudul “Lagu Seorang Gerilya“ karya Rendra pada tahun 1977, dimana didalamnya terkandung sebuah makna, makna tentang terjadinya sebuah peperangan pada saat perebutan tanah air Indonesia. Peperangan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan tak tentu. Peperangan ini biasa kita sebut sebagai perang gerilya.
Seperti kata-kata pada bait pertama :
Engkau melayang jauh, kekasihku.
Engkau mandi cahaya matahari,
Aku disini memandangmu,
Menyandang senapan, berbendara pusaka,
Dari kalimat-kalimat diatas kita dapat memaknai, bahwa ada seorang gerilyawan yang sedang memandang bumi pertiwi dengan sangat berbahagia, sedang di punggungnya tertambat sebuah senapan, dan ditangannya berdiri dengan tegak bendera pusaka merah putih kebanggaan kita.
Mereka semua akan pergi untuk merebut kemerdekaan bangsa, yang selama ini tidak pernah mereka rasakan. Mereka semua juga berjuang, hanya untuk mendapatkan sebuah pengakuan dari bangsa lain, bahwa bangsa mereka memang ada dan akan segera merdeka
Pada bait ke-dua dengan kalimat :
Di antara pohon-pohon pisang dikampung kita yang berdebu,
Engkau berkerudung selendang katun di kepalamu,
Engkau menjadi suatu keindahan,
Sementara dari jauh
Resimen tank penindas terdengar menderu,
Kalimat-kalimat diatas dapat berarti bahwa para gerilyawan sedang melewati kebun-kebun pisang yang sangat lebat yang berada di kampung-kampung yang tentunya jauh dari hiruk pikuk suasana perkotaan. Dengan memandang indah dan takjub bumi pertiwi, yang digunakan sebagai penumbuh semangat dan keberanian para gerilyawan., meskipun jauh disana resimen tank-tank penjajah sudah mulai terdengar.
Dengan tidak ada rasa takut sedikitpun, mereka semua maju dengan mantap untuk menghadapi para penjajah yang semakin dekat dengan diri mereka
Pada bait ke-tiga dengan kalimat :
Malam bermandi cahaya matahari,
Kehijauan menyelimuti medan perang yang membara.
Di dalam hujan tembakan mortir, kekasihku,
Engkau menjadi pelangi yang agung dan syahdu
Kalimat diatas menurut kami memiliki makna, bahwa pada malam itu terjadi perang besar-besaran antara resimen penjajah dengan para gerilyawan, sehingga pada malam yang gelap gulita menjadi terang benderang bagaikan siang, karena banyaknya cahaya yang dikeluarkan dari senjata-senjata yang digunakan.
Bukan hanya itu, pada kalimat “Kehijauan menyelimuti medan perang yang membara. Di dalam hujan tembakan mortir, kekasihku, “ mengibaratkan banyaknya serdadu-serdadu tentara penjajah yang ikut dalam pertempuran, dan hujaman-hujaman peluru mortir yang ditembakan dengan peralatan-peralatan tempur canggih milik mereka kepada para gerilyawan. Dengan tak ada rasa takut para gerliyawan ikut maju untuk perang sampai darah titik penghabisan
Pada bait terakhir puisi atau bait ke-empat :
Peluruku habis
Dan darah muncrat dari dadaku,
Maka di saat seperti itu
Kamu menyanyikan lagu-lagu perjuangan
Bersama kakek-kakekku yang telah gugur
Di dalam perjuangan membela rakyat jelata
Dari kalimat-kalimat diatas dapat kita ketahui bahwa persediaan peluru dan senjata sudah tidak ada, para gerliyawan banyak yang gugur dalam pertempuran itu, mereka telah menyusul para pendahulu mereka. Bumi pertiwi pun menjadi saksi bisu perjuangan mereka, dan akan menyimpan semua jasa pengorbanannya untuk selama-lamanya. Mereka semua telah menunjukan semangat keberanian dan perjuangan kepada kita semua.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari sedikit pembahasan diatas, kita secara tidak langsung akan dapat mengetahui bagaimana sulitnya perjuangan merebut kemerdekaan negara Indonesia kita ini yang tercinta.
Saran
Kita wajib untuk mengenang dan menghormati jasa-jasa perjuangan para pahlawan kita.
Teruskanlah perjuangan mereka, meskipun melalui bidang-bidang lain, yang nantinya dapat berguna bagi diri kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Rendra. 1980. Potret Pembangunan Dalam Puisi. Jakarta : Lembaga Studi Pembangunan.
Wachid B.S., Abdul. 2008. Gandrung Cinta. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Yan Ari Nugroho
0701040064
PBSID
Tugas Pengantar Menulis
DAFTAR BUKU
Teori Belajar & Pembelajaran
Penulis :
Drs. H. Baharuddin, M. Pd. I.
Esa Nur Wahyuni, M. Pd.
Tahun Tebit : 2007
Penerbit : Ar-ruzz Media
Kota Terbit : Yogjakarta
ISBN : 979-25-4442-9
Desain Packaging Dengan Corel Draw
Penulis : Andri Setyawan, S.Kom.
Tahun Tebit : 2006
Penerbit : C.V Andi Offset
Kota Terbit : Yogyakarta
ISBN : 979-763-585-6
30 Menit Tuntas Merakit Komputer
Penulis : Aristo Candra
Tahun Terbit : 2008
Penerbit : Pustaka Merah Putih
Kota Terbit : Yogyakarta
ISBN : 978-979-24-9914-8
The God That Failed ( Matinya Tuhan Komunis )
Penulis :
Arthur Koestler
Ignazio Silone
Richard Wright
Andre Gide
Louis Fischer
Stephen Spender
Tahun Terbit : 2005
Penerbit : Galang Press
Kota Terbit : Yogyakarta
ISBN : 979-3627-96-4
Aku Eks Tapol
Penulis : Hersri Setiawan
Tahun Terbit : 2003
Penerbit : Galang Press
Kota Terbit : Yogyakarta
ISBN : 979-9341-80-9
Kamus Gestok
Penulis : Hersri Setiawan
Tahun Terbit : 2003
Penerbit : Galang Press
Kota Terbit : Yogyakarta
ISBN : 979-9341-81-7
Memberi Suara Pada Yang Bisu
Penulis : Dede Oetomo
Tahun Terbit : 2003
Penerbit : Pustaka Marwa
Kota Terbit : Yogyakarta
ISBN : 979-9341-20-5
Misteri Tamu Terakhir
Penulis :
Ibnu Rojab Al-Hambali
Kholid Abu Sholih
Ibnu Qudamah Al-Maqdisi
Tahun Terbit : 2007
Penerbit : Al-Qowam
Kota Terbit : Solo
ISBN : 978-979-3942-67-4
Tangannya Menjadi Lumpuh
Penulis : Fathurrohman Muhammad Jamil
Tahun Terbit : 2007
Penerbit : Mumtaza Memang Istimewa
Kota Terbit : Solo
ISBN : 978-979-16010-2-3
Humor Sms 2
Penulis : Odios
Tahun Terbit : 2003
Penerbit : Gereh Pethek
Kota Terbit : Yogyakarta
ISBN : -
DAFTAR PUSTAKA
BERDASAR BUKU SUMBER DIATAS
Al-Hanbali, Ibnu Rojab; Sholih Kholid, Abu; Al-Maqdisi, Ibnu Qudamah. 2007. Misteri Tamu Terakhir. Solo : Al-Qowam
Baharuddin; Wahyuni, Esa Nur. 2007. Teori Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Candra, Aristo. 2008. 30 Menit Tuntas Merakit Komputer. Yogyakarta : Pustaka Merah Putih
Jamil, Fathurrohman Muhammad. 2007. Tangannya Menjadi Lumpuh. Solo : Mumtaza Memang Istimewa
Koestler, Arthur; Silone, Ignazio; Wright, Richard; Gide Andre; Fischer, Louis; Spender, Stephen. 2005. The God That Failed ( Matinya Tuhan Komunis ). Yogyakarta : Galang Press
Odios. 2003. Humor Sms 2. Yogyakarta : Gereh Pethek
Oetomo, Dede. 2003. Memberi Suara Pada Yang Bisu. Yogyakarta : Pustaka Marwa
Setiawan, Hersri. 2003. Aku Eks Tapol. Yogyakarta : Galang Press
Setiawan, Hersri. 2003. Kamus Gestok. Yogyakarta : Galang Press
Setyawan, Andri. 2006. Desain Packaging Dengan Corel Draw. Yogyakarta : C.V. Andi Offset
Tidak ada komentar:
Posting Komentar