Rabu, 17 September 2008

SEMESTER 2

ANALISIS BUKU KUMPULAN PUISI

POHON SIDRAH”

KUSWAIDI SYAFI’IE









Oleh :

Yan Ari Nugroho ( 0701040064 )

Ditujukan Sebagai Ujian Akhir Semester II

Mata Kuliah Kajian Puisi Progam Studi PBSID


UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PURWOKERTO

2008

KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas petunjuk dan ridho-Nya, penulis dapat menyusun makalah ini tanpa ada hambatan apapun. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada :

  1. Allah SWT

  2. Dosen pengampu yang selalu mengarahkan serta membimbing penulis dalam belajar

  3. Rekan – rekan yang banyak membantu penulis

  4. Para pembaca yang budiman

  5. Pemberi kritik dan saran

Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat besar bagi kita semua. Tentu kita sadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata, dengan demikian penulis sangat mengharapkan masukan, saran, dan kritik yang membangun.

Purwokerto, 03 Juli 2008


Penulis






PENDAHULUAN

  1. Alasan Pemilihan Buku

Buku kumpulan puisi “ Pohon Sidrah “ karya Kuswaidi Syafi’ie didalamnya banyak sekali terkandung kata yang berhubungan dengan Tuhan dan manusia, yang terangkum baik agar para pembaca dapat menafsirkannya dengan cepat dan mudah.

  1. Metode Yang Digunakan

Disini penulis akan membahas buku “ Pohon Sidrah “ karya Kuswaidi Syafii’e dengan menggunakan metode “ Hermeneutika “. Hermeneutika adalah kajian untuk menyingkapkan makna objektif dari teks-teks yang memiliki jarak ruang dan waktu dari pembaca ( Abdul Wachid B.S, 2008: 24 )

  1. Latar Belakang Masalah

Sudah mulai berkurangnya minat untuk membaca puisi, yang mungkin dikarenakan para pembaca merasa kesulitan untuk mengartikan/memaknai sebuah puisi, yang mana kita tahu bahwa sebuah puisi pastilah didalamnya terdapat banyak sekali kata-kata kiasan yang tak semua orang mampu untuk mengartikannya.






  1. Pembahasan

Kuswaidi Syafi’ie adalah seorang penyair yang lahir di Sumenep pada tahun 1971 ini sudah menulis berbagai macam buku kumpulan puisinya, yang rata-rata didalamnya banyak mengandung tema tentang Tuhan.

Diantaranya Seperti buku “Pohon Sidrah”, dimana didalamnya sudah sangat jelas sekali bahwa buku puisi tersebut mengandung tema tentang Tuhan. Kenapa Kuswaidi Syafi”ie memilih menulis dengan tema tentang tuhan?, mungkin hal tersebut dipengaruhi oleh masa kecilnya yang dulu hidup di sebuah pesantren di sekitar daerah Madura, sehingga Ia mungkin sudah mengerti dan memehami tentang suatu konsep ketuhanan.

Judul buku puisi “Pohon Sidrah” diambil dari kata sidratulmuntaha yang memiliki makna tempat tertinggi dan juga tempat yang terakhir dicapai oleh Nabi Muhammad SAW ketika mikraj dilangit ketujuh (Prof. Dr. Suminto A. Sayuti,2001:vii), misal pada pusinya yang berjudul Mengimani Senja berikut ini

Mengimani Senja

Di antara gang-gang kampung

Musafir itu makin mengimani senja:

Pasti ia masih membaca nasib untung

Dilengan bajunya yang dirobek raksasa

(Kuswaidi Syafi’ie,2001:21)

Dilihat dari puisi diatas, kita dapat mengetahui bahwa ada seseorang yang ingin mencari jalan, yang nantinya dapat menuntun dirinya menjadi seseorang yang selalu melewati jalan –Nya, meskipun berbagai cobaan telah dihadapinya.

Selain puisi diatas masih banyak lagi contoh lainnya, misalnya pada kalimat-kalimat pitisnya dalam penggalan puisi Agin Utara

angin utara menjelang subuh

mungkin jelmaan nafas auliya

yang bersemadi dipuncak bukit cahaya

sejak ribuan tahun yang lalu


bangun!” bisiknya

dengan tegas dan mesra

dipinggir hutan batinku

yang rimbun oleh dedaunan hijau

dan ular-ular berbisa


lalu sukmaku tegak

sebagai samudra yang menyala

lantaran ruh keabadian

dan minyak zaitun yang terkesima karenanya

(Kuswaidi Syafi’ie,2001:33)

dilihat dari puisi kedua diatas, yang memiliki makna sebuah panggilan dari alam kepada seseorang agar melupakan kehidupan duniawinya, dan mengharap agar orang tersebut bersedia untuk bangkit raga serta jiwanya, untuk melakukan shalat subuh dipagi yang dingin itu.

Kuswaidi Syafi’ie, dengan sangat baiknya menuliskan setiap kata-kata puitis dengan bahasa yang lembut dan sangat mudah dicerna seta menngunakan simbol-simbol seperti kata Nabi, -Nya, Serta kata-kata lain yang dapat menuntun kita semua untuk memahami sebuah tema dari sebuah buku kumpulan puisi.

sehinnga para pembaca mungkin tak usah merasa kerepotan untuk mencari refrensi yang dapat membantu untuk mengartikan kata demi kata yang tersusun rapi didalam buku yang berjudul “Pohon Sidrah”.

















PENUTUP

  1. Kesimpulan

Dari sedikit pembahasan diatas, kita secara tidak langsung akan dapat memahami tema yang terkandung dalam buku kumpulan puisi karya Kuswaidi Syafi’ie yang berjudul Pohon Sidrah.

  1. Saran

    1. Kita sebaiknya mulai sekarang ini mulailah membiasakan diri untuk berpikir sebuah makna ataupun sebuah tema yang terkandung dalam setiap puisi yang kita baca.

    2. Mulailah untuk selalu membaca sebuah puisi, meskipun hanya sehari sekali, agar kita nantinya dapat berkarya untuk kehidupan kita yang lebih baik.


PANDANGAN

MUHAMADIYAH TERHADAP AHMADIYAH










Oleh :

Yan Ari Nugroho ( 0701040064 )

Ditujukan Sebagai Tugas Mentoring

Prodi PBSID UMP Semester II

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PURWOKERTO

2008


KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas petunjuk dan ridho-Nya, penulis dapat menyusun makalah ini tanpa ada hambatan apapun. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada :

  1. Allah SWT

  2. Mentor yang selalu mengarahkan serta membimbing penulis dalam belajar

  3. Rekan – rekan yang banyak membantu penulis

  4. Para pembaca yang budiman

  5. Pemberi kritik dan saran

Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat besar bagi kita semua. Tentu kita sadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata, dengan demikian penulis sangat mengharapkan masukan, saran, dan kritik yang membangun.

Purwokerto, 18 Juni 2008


Penulis







PENDAHULUAN

  1. Alasan Pemilihan Judul dan Tema

Telah ditentukan oleh pembimbing mentoring secara serempak

  1. Latar belakang masalah

Seperti yang kita lihat, bahwa saat ini sudah mulai berkembang berbagai macam aliran agama, seperti Ahmadiyah yang belakangan ini telah dianggap menyimpang dari ajaran Islam pada umumnya, dimana hal tersebut telah menjadi sebuah problema besar yang telah menyulut aksi anarkis dari sekelompok masa.

  1. Pembahasan

    1. Jangan Ada Kekerasan Atas Nama Islam Terhadap Ahmadiyah

Jakarta (ANTARA News) - "Anak saya yang bernama Indah masih trauma pasca pembakaran masjid dan perusakan madrasah pada Senin dini hari.

Bahkan, anak saya tidak mau makan dan sejak tadi pagi menangis terus-menerus," tutur salah seorang warga Ahmadiyah, Eman Sulaiman (62) yang mengisahkan kondisi anaknya yang baru berumur 8 tahun itu.

Tekanan mental dan traumatis yang dialami si kecil Indah itu terkait dengan kesaksiannya atas kejadian perusakan dan pembakaran masjid dan madrasah Al Furqon milik jemaat Ahmadiyah di Desa Parakan Salak Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Senin dini hari (28/4) oleh ratusan massa.

Indah yang masih polos itu harus melihat dengan mata kepala sendiri keberingasan massa, di tengah tidurnya yang lelap tengah malam itu. Namun, Indah tidak sendiri menderita tekanan mental itu. Banyak para Ahmadi (sebutan pengikut Ahmadiyah) dari berbagai usia juga mengalaminya, bahkan banyak keluarga harus kehilangan harta miliknya.

Selain peristiwa di Sukabumi itu, beberapa kasus aksi kekerasan terhadap para Ahmadi ini di antaranya di Cianjur, Jawa Barat (Maret 1984), Garut, Jawa Barat (1988), Kerinci, Jambi (1989), dan Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (2002), di Kabupaten Kuningan (Juli 2005), dan di Kabupaten Cianjur lagi (September 2005) dan kasus Parung, Bogor pada 9 dan 15 Juli 2005 di kampus Mubarok yang sekaligus menjadi kantor Jemaat Ahmadiyah Islam (JAI).

Ahmadiyah menjadi sasaran kecaman dan amuk karena dianggap mengajarkan teologi menyimpang dari ajaran pokok atau akidah Islam "mainstream".

Ahmadiyah yang didirikan Mirza Ghulam Ahmad dari anak benua India itu, disebutkan memiliki pokok penyimpangan pada status kenabian yang dilekatkan sang pendirinya.

"Kenabian Muhammad SAW sebagai nabi terakhir dan penutup para nabi adalah ajaran pokok Islam. Apabila ada ajaran bahwa ada nabi sesudah Nabi Muhammad, itu menyimpang," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma`ruf Amin.

Dengan telah dikeluarkannya SKB tiga mentri yang melarang adanya kegiatan Ahmadiyah, bukan berarti kegiatan yang anarkis akan berhenti begitu saja, melainkan malah menyebabkan adanya kegiatan sweping terhadap rumah-rumah atau tempat tinggal serta tidak sedikit yang malah melakukan perusakan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok masa yang dimana mereka mengganggap bahwa SKB tersebut adalah telah membenarkan kegiatan mereka dalam melakukan sweping.

Dan mereka juga telah memaksa para Ahmadi untuk segera menandatangani surat pernyataan tentang keluarnya Para jemaat ahmadi dari kepercayaanya itu.

    1. Pandangan Muhamadiyah terhadap Ahmadiyah

Dari penjelasan diatas kita sudah dapat melihat, bagaimana Ahmadiyah begitu sering mendapatkan serangan berupa perusakan tempat-tempat central milik mereka, seperti masjid, pesantren, serta rumah-rumah para jemaah itu sendiri, yang dilakukan oleh kelompok-kelompok masa.

Sedangkan pada pihak Muhamadiyah, berdasarkan Maklumat Pimpinan Pusat Muhamadiyah dengan nomor 243/MLM/1.0/2008 tanggal 5 Juni 2008, yag menurut saya memiliki sebuah inti yang menegaskan bahwa setiap umat Islam sebaiknya tidak melakukan kegiatan yang anarkis dalam menyikapi segala bentuk ormas ataupun yang lainnya, yang sudah dianggap sebagai penyimpangan dalam agama. Dan menghimbau agar semua selalu menggunakan kepala dingin untuk menyelesaikan segala masalah yang timbul.


PENUTUP

  1. Kesimpulan

Dari sedikit pembahasan diatas, kita secara tidak langsung diahrapkan agar tidak selalu mengambil langkah yang mengakibatkan tindakan anarkis dalam menyikapi sebuah masalah yang timbul, karena semua hal masih memiliki celah untuk dapat dibicarakan dengan baik.

  1. Saran

    1. Kita sebaiknya mulai sekarang ini mulailah membiasakan diri untuk berpikir dengan jernih apabila menghadapi berbagai macam masalah yang timbul, karena negara kita merupakan negara kesatuan, yang memiliki berbagai macam kebudayaan serta berbagai macam aliran kepercayaan.












DAFTAR SUMBER

sebaran maklumat pimpinan pusat muhamadiyah no : 243/mlm/1.0/2008

www.google.co.id//pandangan muhamadiyah terhadap ahmadiyah//


Nama : 1. Yan Ari Nugroho ( 0701040064 )

Prodi : PBSID


TUGAS

MORFOLOGI BAHASA INDONESIA

( AKHIRAN / SUFIKS )


  1. Akhiran

    1. Akhiran –kan dan –i

1. Bentuk

Jika suatu kata dasar dilekati akhiran –kan dan –i , kata dasar tersebut tidak akan mengalami perubahan

2. Fungsi dan arti akhiran –kan dan –i

Arti akhiran -kan adalah sebagai berikut :

No.

Arti Akhiran –kan

Contoh

1

Membuat atau menyebabkan sesuatu menjadi

Terbangkan, naikan

2

Suruhan

Belikan, padamkan

Arti akhiran –i adalah sebagai berikut :

No.

Arti Akhiran –i

Contoh

1

Menyatakan perintah

Gulai, tulisi

2

Memberi kepada atau menyebabkan sesuatu jadi

Hormati, susui


    1. Akhiran –an

Jika suatu kata dasar dilekati akhiran –an, kata dasar tersebut tidak akan mengalami perubahan. Fungsi akhiran –an adalah membentuk kata benda, baik kata benda konkret maupun kata benda abstrak.

Arti akhiran –an adalah sebagai berikut :

No.

Arti

Contoh

1.

Menyatakan alat

Timbangan, ukuran

2.

Menyatakan tempat

Kuburan, tikungan

3.

Menyatakan tiap-tiap

Harian, bulanan


    1. Akhiran –wan

Akhiran –wan / -wati diserap dari bahasa sansekerta. Akhiran -wan menyatakan jantan dan akhiran –wati menyatakan betina.

Arti yang ditimbulkan akhiran –wan dan –wati :

No.

Arti Akhiran

Contoh

1

Menyatakan yang mempunyai

Hartawan, jutawan

2

Menyatakan yang berkecimpung

Wartawan, seniwati


    1. Akhiran –nya dan klitik –nya

Akhiran –nya selalu dirangkaikan penulisannya, sedangkan klitik –nya ada yang disatukan penulisannya, dan ada juga yang dipisah. Klitik –nya sebagai pengganti nama tuhan harus dipisah penulisannya, yaitu dengan dengan menggunakan tanda hubung dan fonem /n ditulis dengan huruf besar. Begitu juga bila kata yang berada di depan klitik –nya merupakan singkatan yang ditulis dengan huruf besar, harus dipisah penulisannya dengan menggunakan tanda hubung.

Contoh : hamba-Nya

KTP-nya

Agar lebih jelas,perhatikan keterangan berikut :

Macam

Arti

Contoh

-nya sebagai akhiran

a. Pembentuk kata benda

b. Pembentuk kata keterangan

c. Menekankan kata di depannya

tebalnya kira-kira 3 cm

agaknya dia sakit

sambalnya kurang pedas

-nya sebagai klitik

a. Menyatakan kata ganti milik orang ke-3

b. sebagai objek pelaku orang ketiga tunggal

c. sebagai objek penderita ke-3 tunggal

- buku adik baru

- bukunya baru

- kue ini dimakan Rini

- Kue ini dimakannya

- Bapak melihat adik duduk

- Bapak melihatnya duduk

Soal – soal

  1. Akhiran –nya dalam kalimat berikut yang berfungsi membentuk kata benda adalah…………

    1. Agaknya orang itu sakit.

    2. Tebalnya buku itu 5 cm.

    3. Sambalnya kurang pedas.

    4. Ia belajar dengan tekunnya.

  2. Manakah kata berakhiran –an yang menyatakan hasil perbuatan?

    1. Mereka adalah buruh harian diperusahaan ini.

    2. Karangan itu telah diterima redaksi.

    3. Jalanan depan rumahku diperbaiki sejak kemarin.

    4. Timbangan itu sudah tidak pernah digunakan lagi.

  3. Makna akhiran –an yang menyatakan tiap-tiap terdapat pada kalimat………..

    1. Gilingan padi itu belah menjadi dua.

    2. Ia menjadi buruh harian lepas dipabrik sepatu.

    3. Tahanan itu belum diproses di pengadilan.

    4. Dia sedang mandi di tepian sungai.

  4. Ia sekarang sudah menjadi seorang ilmuwan.

Arti akhiran –wan pada kata ilmuwan adalah……

    1. Mempunyai

    2. Orang yang ahli

    3. Orang yang mempunyai

    4. Sifat




Nama : Yan Ari Nugroho

Nim : 0701040064

Tugas : Kajian Puisi


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas petunjuk dan ridho-Nya, kami dapat menyusun makalah ini tanpa ada hambatan apapun. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada :

  1. Allah SWT

  2. Dosen pengampu yang selalu mengarahkan serta membimbing kami dalam belajar

  3. Rekan – rekan yang banyak membantu kami

  4. Para pembaca yang budiman

  5. Pemberi kritik dan saran

Harapan kami semua, semoga makalah ini dapat bermanfaat besar bagi kita semua. Tentu kita sadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata, dengan demikian kami sangat mengharapkan masukan, saran, dan kritik yang membangun.

Purwokerto, 07 Mei 2008


Penulis



PENDAHULUAN

  1. Alasan Pemilihan Puisi

Puisi yang berjudul “ Lagu Seorang Gerilya “ karya Rendra pada 2 september 1977 di Jakarta, dimana didalamnya terkandung sebuah makna, makna dari perjuangan seorang gerilya.

  1. Puisi

Lagu Seorang Gerilya

Engkau melayang jauh, kekasihku.

Engkau mandi cahaya matahari,

Aku disini memandangmu,

Menyandang senapan, berbendara pusaka,


Di antara pohon-pohon pisang dikampung kita yang berdebu,

Engkau berkerudung selendang katun di kepalamu,

Engkau menjadi suatu keindahan,

Sementara dari jauh

Resimen tank penindas terdengar menderu,


Malam bermandi cahaya matahari,

Kehijauan menyelimuti medan perang yang membara.

Di dalam hujan tembakan mortir, kekasihku,

Engkau menjadi pelangi yang agung dan syahdu


Peluruku habis

Dan darah muncrat dari dadaku,

Maka di saat seperti itu

Kamu menyanyikan lagu-lagu perjuangan

Bersama kakek-kakekku yang telah gugur

Di dalam perjuangan membela rakyat jelata


PEMBAHASAN

  1. Metode Yang Digunakan

Disini kami akan membahas puisi pada halaman 2 menggunakan sebuah metode, yaitu metode “ Hermeneutika ". Hermeneutika adalah kajian untuk menyingkapkan makna objektif dari teks-teks yang memiliki jarak ruang dan waktu dari pembaca (Abdul Wachid B.S., 2008 : 24).

  1. Puisi

Pada halaman 2 kita dapat melihat dan membaca sebuah puisi berjudul “Lagu Seorang Gerilya“ karya Rendra pada tahun 1977, dimana didalamnya terkandung sebuah makna, makna tentang terjadinya sebuah peperangan pada saat perebutan tanah air Indonesia. Peperangan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan tak tentu. Peperangan ini biasa kita sebut sebagai perang gerilya.

Seperti kata-kata pada bait pertama :

Engkau melayang jauh, kekasihku.

Engkau mandi cahaya matahari,

Aku disini memandangmu,

Menyandang senapan, berbendara pusaka,


Dari kalimat-kalimat diatas kita dapat memaknai, bahwa ada seorang gerilyawan yang sedang memandang bumi pertiwi dengan sangat berbahagia, sedang di punggungnya tertambat sebuah senapan, dan ditangannya berdiri dengan tegak bendera pusaka merah putih kebanggaan kita.

Mereka semua akan pergi untuk merebut kemerdekaan bangsa, yang selama ini tidak pernah mereka rasakan. Mereka semua juga berjuang, hanya untuk mendapatkan sebuah pengakuan dari bangsa lain, bahwa bangsa mereka memang ada dan akan segera merdeka

Pada bait ke-dua dengan kalimat :

Di antara pohon-pohon pisang dikampung kita yang berdebu,

Engkau berkerudung selendang katun di kepalamu,

Engkau menjadi suatu keindahan,

Sementara dari jauh

Resimen tank penindas terdengar menderu,

Kalimat-kalimat diatas dapat berarti bahwa para gerilyawan sedang melewati kebun-kebun pisang yang sangat lebat yang berada di kampung-kampung yang tentunya jauh dari hiruk pikuk suasana perkotaan. Dengan memandang indah dan takjub bumi pertiwi, yang digunakan sebagai penumbuh semangat dan keberanian para gerilyawan., meskipun jauh disana resimen tank-tank penjajah sudah mulai terdengar.

Dengan tidak ada rasa takut sedikitpun, mereka semua maju dengan mantap untuk menghadapi para penjajah yang semakin dekat dengan diri mereka

Pada bait ke-tiga dengan kalimat :

Malam bermandi cahaya matahari,

Kehijauan menyelimuti medan perang yang membara.

Di dalam hujan tembakan mortir, kekasihku,

Engkau menjadi pelangi yang agung dan syahdu

Kalimat diatas menurut kami memiliki makna, bahwa pada malam itu terjadi perang besar-besaran antara resimen penjajah dengan para gerilyawan, sehingga pada malam yang gelap gulita menjadi terang benderang bagaikan siang, karena banyaknya cahaya yang dikeluarkan dari senjata-senjata yang digunakan.

Bukan hanya itu, pada kalimat “Kehijauan menyelimuti medan perang yang membara. Di dalam hujan tembakan mortir, kekasihku, mengibaratkan banyaknya serdadu-serdadu tentara penjajah yang ikut dalam pertempuran, dan hujaman-hujaman peluru mortir yang ditembakan dengan peralatan-peralatan tempur canggih milik mereka kepada para gerilyawan. Dengan tak ada rasa takut para gerliyawan ikut maju untuk perang sampai darah titik penghabisan

Pada bait terakhir puisi atau bait ke-empat :

Peluruku habis

Dan darah muncrat dari dadaku,

Maka di saat seperti itu

Kamu menyanyikan lagu-lagu perjuangan

Bersama kakek-kakekku yang telah gugur

Di dalam perjuangan membela rakyat jelata

Dari kalimat-kalimat diatas dapat kita ketahui bahwa persediaan peluru dan senjata sudah tidak ada, para gerliyawan banyak yang gugur dalam pertempuran itu, mereka telah menyusul para pendahulu mereka. Bumi pertiwi pun menjadi saksi bisu perjuangan mereka, dan akan menyimpan semua jasa pengorbanannya untuk selama-lamanya. Mereka semua telah menunjukan semangat keberanian dan perjuangan kepada kita semua.

















PENUTUP

  1. Kesimpulan

Dari sedikit pembahasan diatas, kita secara tidak langsung akan dapat mengetahui bagaimana sulitnya perjuangan merebut kemerdekaan negara Indonesia kita ini yang tercinta.

  1. Saran

    1. Kita wajib untuk mengenang dan menghormati jasa-jasa perjuangan para pahlawan kita.

    2. Teruskanlah perjuangan mereka, meskipun melalui bidang-bidang lain, yang nantinya dapat berguna bagi diri kita semua.














DAFTAR PUSTAKA

Rendra. 1980. Potret Pembangunan Dalam Puisi. Jakarta : Lembaga Studi Pembangunan.

Wachid B.S., Abdul. 2008. Gandrung Cinta. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.



Yan Ari Nugroho

0701040064

PBSID

Tugas Pengantar Menulis

DAFTAR BUKU

  1. Teori Belajar & Pembelajaran

    1. Penulis :

      • Drs. H. Baharuddin, M. Pd. I.

      • Esa Nur Wahyuni, M. Pd.

    2. Tahun Tebit : 2007

    3. Penerbit : Ar-ruzz Media

    4. Kota Terbit : Yogjakarta

    5. ISBN : 979-25-4442-9

  2. Desain Packaging Dengan Corel Draw

    1. Penulis : Andri Setyawan, S.Kom.

    2. Tahun Tebit : 2006

    3. Penerbit : C.V Andi Offset

    4. Kota Terbit : Yogyakarta

    5. ISBN : 979-763-585-6

  3. 30 Menit Tuntas Merakit Komputer

    1. Penulis : Aristo Candra

    2. Tahun Terbit : 2008

    3. Penerbit : Pustaka Merah Putih

    4. Kota Terbit : Yogyakarta

    5. ISBN : 978-979-24-9914-8

  4. The God That Failed ( Matinya Tuhan Komunis )

    1. Penulis :

      • Arthur Koestler

      • Ignazio Silone

      • Richard Wright

      • Andre Gide

      • Louis Fischer

      • Stephen Spender

    2. Tahun Terbit : 2005

    3. Penerbit : Galang Press

    4. Kota Terbit : Yogyakarta

    5. ISBN : 979-3627-96-4

  5. Aku Eks Tapol

    1. Penulis : Hersri Setiawan

    2. Tahun Terbit : 2003

    3. Penerbit : Galang Press

    4. Kota Terbit : Yogyakarta

    5. ISBN : 979-9341-80-9





  1. Kamus Gestok

    1. Penulis : Hersri Setiawan

    2. Tahun Terbit : 2003

    3. Penerbit : Galang Press

    4. Kota Terbit : Yogyakarta

    5. ISBN : 979-9341-81-7

  2. Memberi Suara Pada Yang Bisu

    1. Penulis : Dede Oetomo

    2. Tahun Terbit : 2003

    3. Penerbit : Pustaka Marwa

    4. Kota Terbit : Yogyakarta

    5. ISBN : 979-9341-20-5

  3. Misteri Tamu Terakhir

    1. Penulis :

      • Ibnu Rojab Al-Hambali

      • Kholid Abu Sholih

      • Ibnu Qudamah Al-Maqdisi

    2. Tahun Terbit : 2007

    3. Penerbit : Al-Qowam

    4. Kota Terbit : Solo

    5. ISBN : 978-979-3942-67-4

  4. Tangannya Menjadi Lumpuh

    1. Penulis : Fathurrohman Muhammad Jamil

    2. Tahun Terbit : 2007

    3. Penerbit : Mumtaza Memang Istimewa

    4. Kota Terbit : Solo

    5. ISBN : 978-979-16010-2-3

  5. Humor Sms 2

    1. Penulis : Odios

    2. Tahun Terbit : 2003

    3. Penerbit : Gereh Pethek

    4. Kota Terbit : Yogyakarta

    5. ISBN : -

DAFTAR PUSTAKA

BERDASAR BUKU SUMBER DIATAS


Al-Hanbali, Ibnu Rojab; Sholih Kholid, Abu; Al-Maqdisi, Ibnu Qudamah. 2007. Misteri Tamu Terakhir. Solo : Al-Qowam

Baharuddin; Wahyuni, Esa Nur. 2007. Teori Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media

Candra, Aristo. 2008. 30 Menit Tuntas Merakit Komputer. Yogyakarta : Pustaka Merah Putih

Jamil, Fathurrohman Muhammad. 2007. Tangannya Menjadi Lumpuh. Solo : Mumtaza Memang Istimewa

Koestler, Arthur; Silone, Ignazio; Wright, Richard; Gide Andre; Fischer, Louis; Spender, Stephen. 2005. The God That Failed ( Matinya Tuhan Komunis ). Yogyakarta : Galang Press

Odios. 2003. Humor Sms 2. Yogyakarta : Gereh Pethek

Oetomo, Dede. 2003. Memberi Suara Pada Yang Bisu. Yogyakarta : Pustaka Marwa

Setiawan, Hersri. 2003. Aku Eks Tapol. Yogyakarta : Galang Press

Setiawan, Hersri. 2003. Kamus Gestok. Yogyakarta : Galang Press

Setyawan, Andri. 2006. Desain Packaging Dengan Corel Draw. Yogyakarta : C.V. Andi Offset





















Tidak ada komentar: